3 Tips Menjual Ala Freelance



Freelance pada dasarnya adalah pedagang, tapi perbedaannya adalah kita menjual skill alih-alih menjual barang. Jika kita mau lebih teliti, sebenarnya ada beberapa metode menjual yang sangat superior di sekitar kita yang bisa kita tiru. Dalam artikel 3 tips menjual ala freelance, kita akan membahas metode-metode yang sangat powerfull untuk diterapkan dalam proses menjual jasa kita.

Tips menjual ala freelance ini berdasarkan pengamatan pribadi melalui kegiatan jual beli dalam aktifitas sehari-hari.

  1. Penawaran Berantai
    Tips pertama ini sebenarnya merupakan tips yang cukup menyebalkan bagi konsumen. Kenapa menyebalkan? karena tips ini adalah metode penawaran yang biasa digunakan oleh kasir ketika kita berbelanja di minimart. Pertanyaan khas seperti "Pulsanya sekalian kak?", "Mau beli rokok sekalian?", atau "Kita ada promo khusus untuk minyak goreng loh, beli 1 gratis 1", dan banyak lagi penawaran-penawaran yang menjengkelkan ketika kita sebagai konsumen ingin menyelesaikan transaksi.
    Tapi, ternyata trick tersebut merupakan salah satu yang sangat ampuh untuk menunjukan kepada klien apa lagi yang bisa kita tawarkan kepada mereka. Contohnya, ketika saya selesai mendesainkan logo sebuah perusahaan, biasanya saya akan menawarkan lagi jasa lain, misalnya "Logo bapak sudah selesai, bagaimana jika saya sekalian mendesainkan corporate identity untuk perusahaan bapak?" atau menawarkan jasa lainnya yang masih berhubungan dengan yang sudah kita kerjakan sebelumnya. 
    Nah metode penawaran berantai ini saya terapkan dengan maksud agar klien tahu bahwa saya masih memiliki tawaran lain yang menarik, selain itu juga merupakan salah satu cara untuk mengikat klien agar terus menggunakan jasa kita.

  2. Pamer
    Metode ini bisa biasa kita temui saat kita jalan-jalan di area perbelanjaan seperti mall, bahkan pasar. Kita pasti sering melihat para pedagang menawarkan barang dagangan nya dengan memajang seluiruh barang dagangannya, dan bisa dipastikan barang yang terbaik akan diletakan didepan.
    Metode ini merupakan metode paling dasar dalam berjualan, nah sebagai freelance tentu saja kita perlu menerapkan metode ini. Misalnya kita adalah seorang freelance grafis desainer, maka perlu dipastikan kita memiliki tempat untuk memajang karya kita, baik yang berdasarkan project maupun karya pribadi. Anda bisa memanfaatkan Blog, atau showcase website gratis seperti behance, deviantart, dribbble, atau kalau anda memiliki modal, anda bisa membuat website portfolio anda sendiri sekalian menggunakan domain TLD agar meningkatkan kesan profesional anda.

  3. Berani Untung Sedikit
    Dalam melakukan usaha setiap pedagang pasti mengharapkan mendapatkan keuntungan, Sebagai freelance juga tentu saja kita mengharapkan keuntungan dengan memberikan tarif yang lebih baik dari kompetitor.
    Kenapa kalimat "tarif yang lebih baik" saya bold? perlu saya tekankan, sebagai freelance, biasanya jasa yang kita tawarkan tidak memiliki patokan harga, sehingga kadang ada harga-harga yang malah menyebabkan kita merendahkan diri kita sendiri. Berani untung sedikit bukan berarti kita menjual diri semurah mungkin hanya untuk mendapatkan klien ya. Ada variable-variable penentuan tarif yang harus anda perhitungkan berdasarkan kemampuan anda sendiri, intinya jangan merendahkan diri sendiri.

    Untuk pembahasan ini bisa dibaca di Salahkah Penjual Jasa Mempertahankan Idealismenya?

    Untuk mempertimbangkan modal dan untung yang kita bisa dapat sebaiknya anda menjadikan waktu sebagai variabel modal tetap, yang harus anda kerahkan saat mengerjakan project, sebelum anda menentukan berapa untung yang bisa anda dapatkan, karena dalam beberapa bidang jasa tidak ada patokan harga pasaran.  Misalnya Project A anda perkirakan akan membutuhkan waktu 16 Jam pengerjaan, sebaiknya anda bisa memperkirakan dalam 1 jam berapa banyak tenaga yang anda keluarkan, juga seberapa jauh anda dibuat pusing memikirkan konsep, kemudian konversikan dalam satuan rupiah, bahasa kerennya sih (Hourly Rate). Hourly rate tiap orang berbeda, tergantung pengalaman, skill, portfolio, dan lain-lain. Misalnya anda sudah menentukan hourly rate anda Rp.150.000, kalikan dengan lama pengerjaan yaitu 16 jam, jadi nilai project anda Rp.2.400.000, maka anda bisa membuka harga dikisaran Rp.2.600.000, atau berapapun yang menurut anda masuk akal. untuk penjelasan lebih lengkap beserta contoh perhitungan bisa di baca di blog saya yang lain disini.

    *Ilustrasi perhitungan diatas hanya contoh, sesuaikan dengan jasa yang anda tawarkan!! Be wise!!

    Metode ini sering kali digunakan oleh para pedagang makanan dipinggir jalan, karena mereka biasanya mereka  mengambil untung yang tidak terlalu banyak dari modal uang dan tenaga yang mereka keluarkan, dengan tujuan agar pelanggan terus kembali dan bisnis terus berjalan.

Demikianlah beberapa tips menjual ala Freelance berdasarkan penggunaan sehari-hari disekitar kita. Sebaiknya anda lebih bijak dalam menentukan tps mana yang akan anda gunakan, sesuaikan dengan lingkungan aktifitas anda, jasa yang anda jual, dan target klien anda. Salam sukses.

Subscribe to receive free email updates:

2 Responses to "3 Tips Menjual Ala Freelance"

  1. "bukan berarti kita menjual diri semurah mungkin hanya untuk mendapatkan klien ya." <--- suka banget sama kalimat ini. Saya juga freelancer. Freelancer juga mesti jaga harga, ya :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul banget, kalau bukan kita sendiri yang menghargai diri kita terus siapa lagi?? makanya kadang saya heran dengan beberapa penjual jasa yang bersedia dibayar seadanya, hanya agar dia mendapatkan project. Apalagi dunia desain grafis, ada beberapa orang yang rela hanya dibayar pulsa. huft..

      Delete

- Tinggalkan komentar yang relevan dan sopan
- Jangan tinggalkan link aktif di kotak komentar
- Jika ingn meninggalkan link blog silakan komentar menggunakan Name / URL