Selama bebrapa hari, saya tanpa sengaja sering sekali menemukan nama yang sering sekali terucap di social media seperti Facebook, Twitter, dan yang lainnya yaitu Mukidi.
Awalnya saya tidak terlalu memberikan perhatian lebih terhadap siapa sih Mukidi ini. Namun semakin seringnya nama ini muncul di timeline social media saya, membuat saya tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang Mukidi.
Apa Itu Mukidi
Mukidi adalah sebuah nama yang akhir-akhir ini menjadi viral di social media. Nama mukidi seringkali disebutkan di dunia maya, yang ternyata adalah sebuah tokoh fiktif yang terkenal karena humor-humornya yang mampu membuat orang tersenyum bahkan tertawa terbahak-bahak.
Setelah beberapa saat mencari tahu tentang Mukidi, ternyata saya mendapatkan fakta unik yaitu, mukidi mulai menggugah rasa penasaran pengguna internet baru sejak tanggal 24 Agustus 2016. Hal ini terbukti dari hasil pencarian dengan keyword mukidi, yang meningkat drastis dimulai sejak tanggal 24-29 Agustus, berdasarkan Google Trends.
.
Data pencarian keyword Mukidi Berdasarkan Google Trends
Siapa Mukidi
Mukidi adalah seorang tokoh fiktif yang sampai saat ini belum diketahui bagaimana awal mula kemunculannya.
Tokoh Mukidi sendiri masih belum begitu jelas sosoknya, kadang Mukidi digambarkan sebagai orang Jawa, Madura, Juga Jakarta.
Bahkan menurut blog ceritamukidi.wordpress.com, terdapat sebuah kanal khusus yang menjelaskan secara singkat bahwa Mukidi berasal dari Cilacap.
Setelah beberapa saat menyempatkan diri untuk mencari informasi lebih detail tentang Mukidi, didapati fakta bahwa Mukidi adalah sebuah tokoh humor fiktif yang terinspirasi dari salah satu adegan film WARKOP DKI (Warung Kopi Dono Kasino Indro).
Dibalik layar tokoh Mukidi ternyata terdapat sosok seorang pensiunan product managaer sebuah perusahaan farmasi, yang bernama Soetantyo Moechlas (dikutip dari Jawapos.com), yang juga pengelola blog ceritamukidi.wordpress.com.
Credit foto: IMAM HUSEIN/JAWA POS
Menurut pernyataan beliau "Iseng saja pakai nama itu. Saya inget kata-kata yang diucapkan Dono (Warkop), Mukidi," (dikutip dari: jawapos.com )
Penciptaan karakter Mukidi sendiri ternyata sudah ada sejak tahun '90 an. Saat itu pak Soetyanto sering mengirim cerita lucu ke program Ida Krisna Show di Radio Prambors. Nah, Mukidi adalah karakter dalam banyolan tersebut.
Tokoh-Tokoh Pendukung Dalam Cerita Humor Mukidi
Untuk menciptakan suasana humor yang lebih nyata, Sortyanto juga membuat beberapa karakter pendukung, yang berperan sebagai penegas alur cerita humornya. Mari kita kenal lebih jauh tentang beberapa tokoh pendukung dalam cerita humor Mukidi.
- Wakijan : Sahabat Karib Mukidi
- Markonah : Istri Mukidi
- Mukirin dan Mukiran : Dua anak Mukidi
- Sukilah : Orang yang suka berkilah
- Wakilah : Istri Wakijan
- Mbah Marto Kapiran : Paman Mukidi
- Mbah Karto Mengkono : Teman Mbah Karto Kapiran
"Tokoh-tokoh itu berbau jawa banget. Dan itu tipikal orang Jawa semua. Mukidi juga orang Jawa. Tidak terlalu pintar dan tidak terlalu bodoh, tapi ya kadang-kadang nakal. Kadang-kadang cerdas, sangat manusiawi," tutur Soetantyo. (dikutip dari : nasional.republika.co.id )
Beberapa Humor Mukidi
Mukidi Cari Kembalian
"Buk, rujak satu, berapa?" tanya Cak Mukidi.
"Sepoloh rebu..cak..," kata Bu Markonah.
Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000. Markonah bilang, "Cak... tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya," kata Markonah sambil menunjuk belahan dada atas.
Tanpa ragu-ragu Cak Mukidi merogoh karena orang Madura memang biasa menaruh segala macem di sana pikirnya. "Nggak ada..Bu." kata Cak Mukidi.
Buk Markonah kasih instruksi, "Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri."
Cak Mukdi: "Nggak ada...Buk."
"Ya sudah," kata Buk Markonah.
"Lah terus mana kembalian saya????" tanya Cak Mukidi bingung.
Buk Markonah dengan enteng berkata, "Ongkos rogoh-rogoh sepoloh rebu Cak, sampeyan kira goh-rogoh nang njero kutang ku gratis."
Mukidi hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir mendengar Bu Markonah
"Sepoloh rebu..cak..," kata Bu Markonah.
Selesai dibungkus, Cak Mukidi bayar dengan uang Rp 20.000. Markonah bilang, "Cak... tangan saya lagi belepotan, kembaliannya ambil sendiri di sini ya," kata Markonah sambil menunjuk belahan dada atas.
Tanpa ragu-ragu Cak Mukidi merogoh karena orang Madura memang biasa menaruh segala macem di sana pikirnya. "Nggak ada..Bu." kata Cak Mukidi.
Buk Markonah kasih instruksi, "Lebih dalam lagi, terus, terus. Ke kanan, ke kiri."
Cak Mukdi: "Nggak ada...Buk."
"Ya sudah," kata Buk Markonah.
"Lah terus mana kembalian saya????" tanya Cak Mukidi bingung.
Buk Markonah dengan enteng berkata, "Ongkos rogoh-rogoh sepoloh rebu Cak, sampeyan kira goh-rogoh nang njero kutang ku gratis."
Mukidi hanya garuk-garuk kepala sambil nyengir mendengar Bu Markonah
----------------------------------------------------------------next----------------------------------------------------------------
Mukidi Naik Metromini
Dia ingin keliling Jakarta naik Metromini.
Diam-diam dia mengamati segala yang terjadi di dalam Metromini. Termasuk tingkah laku kernet dan penumpang.
Tak lama kemudian si kernet bilang. "Dirman.. Dirman.. Dirman.." (tanda bahwa bus telah sampai di Jalan Sudirman)
Lalu seorang penumpang laki-laki teriak, "kiri..!" Dan turunlah penumpang tersebut.
Selang berapa lama kernet teriak. "Kartini.. Kartini.. Kartini.." Seorang cewek muda kemudian nyeletuk. "kiri..!" lalu cewek tersebut pun turun.
Beberapa lama kernet itu teriak lagi. "Wahidin.. Wahidin.. Wahidin.." Adalagi cowok yang bilang, "kiri..!"
Tak selang lama si kernet teriak lagi. Gatot Subroto!! Gatot Subroto!!
Seorang pemuda ganteng berkumis tebal menjawab, "kiri. kiri....!!" Maka turunlah si kumis itu.
Tinggallah seorang diri Mukidi di dalam bus. Dengan hati ngedumel, lama-lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet, dengan nada marah Mukidi bilang, "Kurang ajar sampeyan ya. Dari tadi rang-orang sampeyan panggil. Lahh,, nama saya ndak sampeyan nggil-panggil!! Kalau begini caranya. Kapan saya turun ?!!!"
Untung si kernet tanggap. Kernet bertanya. "Siapa nama bapak?"
"Namaku Mukidi", jawab Mukidi.
Si kernet langsung teriak. "Mukidi.. Mukidi.. Mukidi.. !!!"
Mukidi pun lega dan berkata. "Nah, begitu!!". "Kirri..!" Maka turunlah Mukidi di jalan tol.
Bagi Anda yang menemukan Mukidi harap menghubungi keluarganya di Sumenep.
Diam-diam dia mengamati segala yang terjadi di dalam Metromini. Termasuk tingkah laku kernet dan penumpang.
Tak lama kemudian si kernet bilang. "Dirman.. Dirman.. Dirman.." (tanda bahwa bus telah sampai di Jalan Sudirman)
Lalu seorang penumpang laki-laki teriak, "kiri..!" Dan turunlah penumpang tersebut.
Selang berapa lama kernet teriak. "Kartini.. Kartini.. Kartini.." Seorang cewek muda kemudian nyeletuk. "kiri..!" lalu cewek tersebut pun turun.
Beberapa lama kernet itu teriak lagi. "Wahidin.. Wahidin.. Wahidin.." Adalagi cowok yang bilang, "kiri..!"
Tak selang lama si kernet teriak lagi. Gatot Subroto!! Gatot Subroto!!
Seorang pemuda ganteng berkumis tebal menjawab, "kiri. kiri....!!" Maka turunlah si kumis itu.
Tinggallah seorang diri Mukidi di dalam bus. Dengan hati ngedumel, lama-lama jengkel juga dia. Lalu dicoleklah si kernet, dengan nada marah Mukidi bilang, "Kurang ajar sampeyan ya. Dari tadi rang-orang sampeyan panggil. Lahh,, nama saya ndak sampeyan nggil-panggil!! Kalau begini caranya. Kapan saya turun ?!!!"
Untung si kernet tanggap. Kernet bertanya. "Siapa nama bapak?"
"Namaku Mukidi", jawab Mukidi.
Si kernet langsung teriak. "Mukidi.. Mukidi.. Mukidi.. !!!"
Mukidi pun lega dan berkata. "Nah, begitu!!". "Kirri..!" Maka turunlah Mukidi di jalan tol.
Bagi Anda yang menemukan Mukidi harap menghubungi keluarganya di Sumenep.
----------------------------------------------------------------next----------------------------------------------------------------
Mukidi Ngintip Pasangan Mesum
Mukidi punya kebiasaan jelek, yaitu suka ngintip orang yang sedang pacaran. Tempat favoritnya untuk mengintip adalah di atas pohon. Di mana di bawahnya sering digunakan untuk pacaran.
Seperti biasanya, malam itu Mukidi sudah stand by di atas pohon untuk mengintip. Dan benar saja tak berapa lama datang pasangan Kipot dan Kipit datang.
Karena dianggap sepi dan aman Kipot dan Kipit akhirnya indehoi. Mukidi benar-benar menikmatinya tontonannya.
Setelah indehoi, keduanya bercakap-cakap:
Kipit : Pot, aku takut hamil.
Kipot : Enggak mungkin hamil, kan baru sekali ini.
Kipit : Tapi kata temenku bisa pot, Bagaimana dong?
Kipot : Kalau bener hamil, ya kita serahkan saja sama yang di atas.
Tiba-tiba Mukidi turun dari pohon dan marah-marah: "ENAK AJA LU, GUA CUMA NONTON, LU MINTA GUA TANGGUNG JAWAB, GAK BISAA!!!!"
Karena dianggap sepi dan aman Kipot dan Kipit akhirnya indehoi. Mukidi benar-benar menikmatinya tontonannya.
Setelah indehoi, keduanya bercakap-cakap:
Kipit : Pot, aku takut hamil.
Kipot : Enggak mungkin hamil, kan baru sekali ini.
Kipit : Tapi kata temenku bisa pot, Bagaimana dong?
Kipot : Kalau bener hamil, ya kita serahkan saja sama yang di atas.
Tiba-tiba Mukidi turun dari pohon dan marah-marah: "ENAK AJA LU, GUA CUMA NONTON, LU MINTA GUA TANGGUNG JAWAB, GAK BISAA!!!!"
----------------------------------------------------------------stop----------------------------------------------------------------
Anda bisa menemukan lebih banyak lagi humor tentang Mukidi yang lainnya menggunakan Mbah Google.